Minggu, 01 April 2018

HILANGKAN PIPI TEMBEM BAYI DENGAN KULIT BAWANG PUTIH


Mitos, adalah pengetahuan yang hidup dikelilingingi benteng-benteng pembatas; keyakinan atau kepercayaan yang hanya mengandalkan sedikit fakta dan banyak tahayul ini sepertinya tak akan punah sampai kapanpun. Padanya ada banyak hal yang menarik, menghibur dan sudah pasti tidak melelahkan sebagaimana pengetahuan ilmiah. Di Indonesia yang konon orang-orangnya malas berpikir, mitos terus hidup, dan bagi saya ini lebih baik daripada hoax yang cenderung dibangun di atas dasar hati yang busuk.


Dua hari yang lalu ibu saya sangat berbahagia—terkesan dari caranya bicara dan tertawa—karena mendapat cucu baru. Cucu laki-laki sebagai anak pertama dari anak perempuan ke duanya (kami tujuh bersaudara empat lelaki dan tiga perempuan). Bayi dengan bobot hampir tiga setengah kilogram itu mukanya benar-benar segar dan gemuk. Menyenangkan melihatnya, tapi ibu saya sebagai generasi Jaman Old meski setiap hari menonton tivi ternyata tak mudah lepas dari pengetahuan masa lalunya. Menyaksikan cucunya dengan muka gemuk sesampainya di rumah langsung ditempelinya pipi yang tembem itu dengan kulit bawang putih, katanya agar mukanya tidak tembem selamanya.

Apakah kulit bawang putih mampu menyerap lemak dan bisa menyusutkan pipi yang gembil? Saya sendiri baru pertama kali melihat ada tindakan seperti itu, dan bagi saya ini sesuatu yang menghibur. Ini sudah pasti mitos, di sana ada tahayul tapi juga menantang bagi orang yang kritis pada pengetahuan. Mungkin kulit bawang yang tipis itu tak punya pengaruh langsung pada bentuk wajah si bayi, tapi memikirkan itu adalah symbol yang berisi pesan bagi ingatan dan kesadaran orang-orang yang melihatnya, bisa dirasakan betapa ada kejeniusan di sana. Bukankah Tuhan menciptakan segala sesuatu ada maksudnya?

Bayi berpipi tembem bagi banyak orang menggemaskan, tapi kenapa ibu saya seakan tidak menyukainya, hal ini membuat saya ingat dengan buku yang pernah saya baca belasan tahun lalu (tentang orang bodoh, saya lupa judulnya) yang di sana ditulis ciri-ciri fisik orang bodoh, salah satunya yang ditulis di buku itu adalah orang yang banyak daging pada wajahnya. Dalam hal ini saya tak menduga ibu saya berpikir hal demikian, kesan saya yang dilakukannya itu cuma berdasar pada pengetahuannya yang didapat dari orang tuanya.

Hidup terus berubah, kebiasaan-kebiasaan yang dulu harus dilakukan oleh orang-orang pada saat tertentu kini banyak yang hilang, diganti sesuatu yang baru. Mitos diganti pengetahuan ilmiah, yang ilmiah menjelma jadi mitos baru dan seterusnya. Begitulah siklus kehidupan, dan semua itu menarik untuk dibaca, sayang kita lebih sering kehilangan jejak masa lalu karena mudah gandrung dengan hal-hal baru tanpa dibarengi upaya mencatat yang telah lewat.

Saya sekarang mencatat apa yang dilakukan ibu saya pada cucunya itu, sambil berharap diberi umur panjang, demi melihat seperti apa wajah keponakan itu saat sudah besar nanti. Hidup benar-benar menyenangkan.

4 komentar:

Saleho mengatakan...

temben ya malah menggemaskan to

Djangkaru Bumi mengatakan...

Dan pengetahuan baru itu biasanya juga berawal dari mitos juga.
Ilmu orang tua itu biasanya dari turun-menurun, kebiasaan dan pengalaman.
Dan kemungkinan ada benarnya juga.

Nadia K. Putri mengatakan...

Saya baru tau kalo bawang putih bisa mengempiskan pipi bayi yang tembem. Saya mau coba, eh, takut merah karena sensitif. Ya sudah lah mas, banyak-banyak minum saja adek bayinya.

Sering-sering ajak main lari-lari. Masnya yang dikejar supaya adek bayinya kurus hihi.

Muhammad A Vip mengatakan...

IYA...BETUL BETUL BETUL